Di sebuah kamar di sebuah RS, terdapat dua orang pria paruh baya yang
menjadi pasien disana. Mereka adalah Roy dan David. Kedua pria tersebut
telah berada di rumah sakit dalam waktu yang cukup lama.
Roy mendapatkan ranjang yang letaknya dekat dengan pintu kamar
mereka, sementara ranjang untuk David berada di samping jendela. Sekali
sewaktu dalam seharinya, demi mengusir kejenuhan, David mencoba bangun
dari ranjangnya dan memandang keluar jendela. Diceritakannya kepada Roy,
bagaimana ia dapat melihat angsa – angsa yang berenang di danau kecil
di dekat rumah sakit, atau burung – burung yang berkejaran di langit
biru. Bunga berbagai warna yang bermekaran di sisi gedung, dan sekali –
kali David bahkan menceritakan tentang parade yang dilihatnya dijalanan.
Roy yang meskipun tak dapat melihat semua itu, namun seperti yang
dituturkan oleh David. Hari – hari berlalu, David terus menceritakan
berbagai pemandangan yang dilihatnya di luar jendela. Perlahan timbul
rasa iri dalam diri Roy, ia merasa ini semua tak adil. Mengapa hanya
David yang dapat melihat semua pemandangan itu? Roy berpikir, ia akan
rela melakukan apa saja demi dapat melihat pemandangan di luar jendela
yang telah lama tak dapat ia saksikan tersebut.
Pada suatu malam Roy yang tak dapat memejamkan matanya terus
memandang kea rah jendela. Lalu ia pun kemudian mendengar suara bergumam
pelan, dan Roy mengalihkan perhatiannyha ke ranjang teman sekamarnya.
Dilihatnya tubuh David berkejang – kejang sembari tangannya memegang
jantungnya yang terasa sakit. Roy bias saja memencet tombol di sisi
ranjangnya untuk memanggil perawat demi memberikan pertolongan pada
David, namun ia tak melakukannya.
Pagi harinya, perawat menemukan tubuh David yang terbujur kaku di
ranjangnya. Dokter pun menyatakan dia telah meninggal dunia. Mendengar
berita itu, Roy lalu bertanya kepada perawat apakah ia diperbolehkan
untuk pindah ke ranjang di dekat jendela tersebut. Perawat pun
menyetujuinya. Sesaat setelah perawat membantu memindahkannya ke ranjang
tempat David berbaring sebelumnya, Roy pun segera mengalihkan
pandangannya mencoba melihat pemandangan di luar jendela yang telah lama
sekali ia impikan dan hanya bisa ia dengarkan dari cerita – cerita
David.
Namun, Roy hanya bisa tertegun ketika mendapati dirinya tengah
memandangi tembok besar, satu – satunya pemandangan yang bisa ia lihat
melalui jendela tersebut.
Pesan Cerita :
Dua orang melihat hal yang berbeda dari satu hal yang sama. Dan,
itulah yang membedakan pecundang dengan pemenang, membedakan kebahagiaan
dengan penderitaan. Pemenang melihat gunung, sementara pecundang hanya
melihat gundukan tanah. Pemenang selalu melihat solusi dalam setiap
masalah, melihat kesempatan dalam setiap rintangan, melihat hikmah dalam
setiap peristiwa, dan menemukan penghiburan dalam penderitaan.
Sebaliknya, pecundang hanya akan melihat bencana dalam setiap
masalah, melihat kegagalan dalam setiap rintangan, melihat kerugian
dalam berbagai peristiwa, dan hanya menemukan penderitaan di dalam
penderitaan. David adalah pemenang dalam cerita tersebut karena sudut
pandangnya membuatnya melihat apa yang tidak bisa dilihat mata, dan
menemukan kebahagiaan dari sesuatu yang tidak bisa dipahami akal.
Rabu, 02 Oktober 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar